Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jumlah suku terbanyak didunia. Kebanyakan suku-suku saat ini masih berada di Pedalaman, bahkan mereka ini sama sekali tidak mengenal Indonesia sebagai Negaranya.
Di Sumatera, terdapat suku Anak Dalam (Jambi), Sakai (Riau) dan Mentawai (Pulau Siberut), kecuali suku Mentawai kedua suku diatas hidupnya masih nomaden (berpindah-pindah). Lain halnya lagi di Pedalaman Papua, yang terkenal dengan buasnya Hutan, masih ditemui suku-suku asli, seperti; Asmat, Dani dll.
Tetapi, berkat adanya misionaris asing yang dating untuk memberi ketrampilan disegala bidang maka mereka pun perlahan telah pintar mengenakan pakaian seadanya walaupun belum lengkap atau masih telanjang dada. Bahkan Tato dianggap sebagai hiasan yang memiliki nilai magis, seperti bagi suku Mentawai di Pulau Siberut, Sumatera Barat. Menurut penelitian pakar Antrophologi bahwa Tato tertua didunia ini adalah di Siberut.
Di abad ini, masih dapat ditemui suku-suku pedalaman yang masih hidup berkelompok ditengah hutan Amazon, amerika latin, mereka adalah Suku Xingu atau disebut suku bugil adalah suku pedalaman yang ada di Amazon.
Dan keunikan suku ini adalah semua orang yang ada disini itu bertelanjang alias tidak memakai pakaian. Kalaupun memakai juga hanya memakai ikatan kain yang dililitkan sedikit di atas kemaluannya atau melingkar di perutnya, mengikat di lehernya dan juga mengikat di sekitar tumit dan lutut kakinya. Dan untuk dada sama kemaluannya tidak memakai apa-apa. Meski begitu, keberadaan suku ini amat dihormati di Amerika Latin, sehingga bila ada turis yang melancong disana, disuguhi dengan tarian khas suku tersebut dan sajian tradisional lainnya.
Suku Xingu yang masih hidup tanpa menggunakan pakaian. Walaupun kehidupan mereka sudah menggunakan teknologi tetapi budaya dan ciri khas dari suku ini masih tetap dipertahankan. Kehidupan mereka sehari-hari sudah menggunakan teknologi canggih seperti televisi, parabola, dan lain sebagainya tetapi tetap saja tidak menggunakan pakaian sebagai budaya asli mereka.
Ada yang membaca menggunakan kacamata karena penglihatannya sudah mulai kabur. Ini menunjukan bahwa mereka sudah mengenal dan mempergunakan peralatan seperti layaknya manusia moderen.
Upacara-upacara yang dilakukan suku xingu sebagai adat dan tradisi terus dipelihara dan dilestarikan. tubuh suku di hutan Amazon ini diwarnai dengan berbagai macam alat dan bahan tradisonal. Menurut mereka mewarnai tubuh adalah suatu cara untuk memberi perbedaan antara mereka dengan hewan, itulah kepercayaan yang mereka anut.
Wanita muda kakinya harus diberi tanda dengan menggunakan alat dan digaruk hingga mengeluarkan darah. Untuk mencapai lokasi tempat tinggal mereka harus menggunakan pesawat terbang atau pun melewati sungai yang cukup jauh.
Itulah sekilas suku xingu yang hidup di tengah-tengah hutan hujan tropis Amazon. Mereka masih memelihara adat dan tradisi kehidupan mereka, sebagai sesuatu hal yang unik banyak menjadi perhatian berbagai media dan menjadi hal yang menarik untuk para turis.
Sebaiknya suku-suku terasing di Indonesia dibina oleh Pemerintah sebagai asset Pariwisata tanpa merusak budaya mereka. Pembalakan liar merupakan sebuah ancaman yang sangat besar bagi suku-suku pedalaman di negeri ini, disamping jenis hewan-hewan endemic lainnya.
via